Kamis, 12 Januari 2017

SasuHina - Matchmaking part 3

Baca juga di wattpad ya SasuHina - Matchmaking


"Teme, ayo kita pergi makan siang, ada toko ramen baru di sebelah kantor." ajak Naruto.

"Urusai Dobe, aku bawa bekal." jawab Sasuke tidak mengalihkan pandangannya dari laptopnya.

"Oh, ayolah, kamu ga pernah makan bersama kita lagi. Sakura menanyakanmu terus."

"Gak, pergi sana berdua!"

"Emang segimana enaknya sih masakan Hinata-chan? "

"Dia istriku Dobe! Jangan memanggilnya dengan tambahan chan!"

"Oh oke, boleh ku coba bekalmu sedikit?"

Sasuke yang terus diganggu Naruto pun terpaksa membuka bekalnya. Naruto terlihat meneteskan air liur menatap bento milik Sasuke. Naruto mulai mencicipi bento tersebut.

"Pantes, kamu gak mau makan diluar, teme!" Naruto terus menerus melahap bento milik Sasuke. "Ini enak banget."

Sasuke melihat bentonya tinggal setengah langsung menutup bekalnya dan menatap Naruto garang.

"Dobe! Cepat pergi atau aku potong gajimu." mendengar suara marah Sasuke, Naruto malah nyengir.

"Aku dan Sakura akan sering-sering datang ke rumah mu kalau begitu." Naruto segera pergi sebelum dilempar buku agenda milik Sasuke.

.

.

Keesokan harinya Naruto memaksa Sasuke untuk mengijinkannya main ke rumah. Sasuke terpaksa menerimanya dam segera menghubungi Hinata lewat pesan.

From : Sasuke
To : Hinata Hime
Subject : Makan malam
Hinata, Naruto dan Sakura temanku akan berkunjung, tolong siapkan makan malamnya.

From : Hinata Hime
To : Sasuke
Subject : re : makan malam
Aku akan segera siapkan, mereka ingin masakan apa Sas?

From : Sasuke
To : Hinata hime
Subject : makan
Siapkan apa saja yang kau bisa, karena Naruto makannya banyak!

.

.

Menjelang malam, Naruto, Sakura dan Sasuke pun akhirnya datang.
Setelah mempersilakan mereka masuk, Sakura membantu Hinata menyiapkan makanan sedangkan naruto dan Sasuke menonton TV.

"Kau benar-benar beruntung Teme, Hinata memang wanita yang sempurna."

"Diam kau, Dobe. Jangan melihatnya terus atau kuusir kau saat ini juga." kata Sasuke garang.

"Ooi, sabar Teme, Hinata memang milikmu. Aku sedang mengincar Sakura, kau tau? Dia sangat terpukul waktu mendengar pernikahanmu. Ini kesempatan besar untukku mendekatinya."

"Ck, aku tidak peduli." kata Sasuke sambil berjalan ke meja makan yamg terlihat sudah siap.

"Sasuke-kun, semenjak kau menikah, badanmu jadi lebih berisi ya." kata Sakura sambil tersenyum.

"Urusai Sakura!" Sasuke sebal karena banyak yang mengatainya lebih berisi.

"Apa kamu jarang olah raga sekarang? Aku tidak melihatmu lari pagi di tempat biasa?" Sasuke tidak menjawab pertanyaan Sakura, karena Hinata memberinya semangkuk penuh nasi.

"Sasuke makanmu banyak sekali." Sakura masih mencoba mengajak Sasuke berbicara, tetapi Sasuke tetap diam.

"Kamu harus coba masakan Hinata, Sakura. Masakannya sungguh enak." kata Naruto mencoba mengalihkan pembicaraan. Hinata tersipu mendengar pujian dari Naruto membuat Sasuke memandang tajam ke Naruto. Sakura tampak acuh.

"Ini enak sekali Sasuke, Istrimu memang jago memasak." Sakura tetap berusaha.

"Hn."

"Mau tambah lagi Sakura-san?" tanya Hinata mencoba ramah.

"Gak usah," Jawab Sakura ketus, namun Hinata yang cuek tidak terlalu mempermasalahkannya.

"Sasuke-kun, kau ingat seminggu lalu kau mengantarku ke rumah, kau meninggalkan ballpoint mu di rumahku."

"Aku juga meninggalkan Jas ku di rumah mu Sakura-chan." kata Naruto.

"Apa kau akan mengambilnya hari ini?" Sakura tetap mengarahkan pembicaraan untuk Sasuke dan mengacuhkan Naruto.

Sasuke mulai risih dengan tingkah Sakura yang selalu mengajaknya bicara.

"Bawa saja besok ke kantor Sakura." Sasuke mengalihkan pandangannya ke Hinata. "Arigatou Hime, masakanmu enak sekali." Sasuke tiba-tiba mencium pipi Hinata membuat Hinata bersemu kembali.

"Sasuke, mulut mu masih bau kari!" Hinata mengelap pipinya lalu mencubit pinggang Sasuke. Sasuke tersenyum melihat Hinata cemberut.

Melihat keakraban mereka membuat Sakura sebal dan menyerah mengajak Sasuke berbicara.

Setelah acara makan malam selesai Naruto dan Sakura pun pamit.

"Hinata-chan, boleh kah aku datang berkunjung lagi?"

"Bo - boleh tentu saja," jawab Hinata.

Sasuke yang kesal dengan tingkah Naruto yang menggoda istrinya. Sasuke merangkul Hinata dengan sikap protektif, Hinata yang dalam mode pura-pura menjadi istri yang baik membalas merangkul pinggang Sasuke.

"Naru, cepat kita pulang, aku sudah mengantuk." Sakura menarik lengan kemeja Naruto.

"Ia, baiklah Sakura-chan. Teme, Hinata-chan aku pamit dulu ya."
Sasuke benar-benar ingin menutup mulut Naruto dengan sharingan.

.

.

.

Sasuke mengajak Hinata untuk pergi acara pertunangan Shikamaru dengan Ino, Shikamaru adalah teman sekaligus penasihat keuangan terbaik dari Uchiha Corp.

Sehari sebelum acara pertunangan Shikamaru, Hinata ditemani asistennya Sasuke, Karin untuk membeli gaun baru.

Hinata sebenarnya enggan membeli gaun lagi, karena di lemarinya sudah berisikan banyak gaun mewah berbagai model dan merek. Hinata mendapatkannya ketika dia pindah ke rumah Sasuke. Tetapi gaun itu tidak pernah dipakainya malah masih terbungkus rapi belum pernah keluar dari pembungkusnya. 

Tetapi Sasuke tetap memaksa Hinata untuk membeli yang baru. 

Mereka memilih gaun di butik terkenal. Hinata memilih gaun selutut berwarna ungu dengan V neck dan sedikit corak bunga berwarna biru tua dan sepasang sepatu berhak rendah berwarna biru tua.

Hinata juga melihat setelan jas, kemeja berwarna biru muda dan dasi ungu dengan jas biru tua untuk Sasuke yang serasi dengan gaun Hinata. Hinata mengirimi Sasuke pesan

From : Hinata
To : Sasuke
Subject : Jas
Sas, kamu udah maksa aku beli gaun baru untuk acara pesta nanti, jadi aku juga maksa kamu buat pake jas yang aku beli ya.

From : Sasuke
To : Hinata
Subject : re : jas
Terserah!

Hinata mencemberutkan bibirnya. Sasuke sedang tidak bisa di ajak ngobrol rupanya. 

Hinata mencoba gaun tersebut di fitting room. Hinata terlihat manis saat memakainya. 

"Kau sangat cantik Hinata-san." puji Karin.

"Te- terima Kasih, Karin-san." kata Hinata tersipu malu.

.

.

Keesokan harinya Karin kembali menjemput Hinata.

"Sesuai perintah tuan Uchiha, saya akan mengantar Anda ke salon milik tuan Uchiha. "

"Aku tidak bisa dandan sendiri saja?"

"Tuan Uchiha ingin menunjukkan salon itu kepada Anda, Hinata-san."
Hinata pun terpaksa menyetujuinya walaupun Hinata malas berlama-lama di salon.

Karin membawa Hinata ke salon tersebut. Hinata akan di dandani seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai kuku kaki. Hinata tidak suka hal seperti ini, karena menurutnya hanya membuang waktu saja.

Karin diminta kembali ke kantor karena tugasnya mengantarkan Hinata telah selesai. Sasuke akan menjemputnya dengan bila Hinata telah selesai di dandani.

Sasuke datang ke salon dengan jas yang di pilihkan oleh Hinata. Dia terlihat sangat tampan. Tetap dengan wajah datarnya.

Seorang pelayan meminta Sasuke mengikutinya ke tempat Hinata selesai di dandani. 

Sasuke tertegun begitu melihat Hinata. Dandanannya simpel, rambutnya diikal dan dicepol kebelakang dengan sisi rambutnya dibiarkan terurai di kedua pipinya. Gaunnya pun terlihat sangat pas di tubuh Hinata yang mungil namun sedikit berisi.

"Bagaimana menurut Anda, Uchiha-Sama?" tanya seorang stylist yang merubah penampilan Hinata.
"Hn." jawab Sasuke tanpa mengalihkan tatapannya pada Hinata.

"Nyonya Uchiha sudah cantik dari awal, sehingga kami hanya melakukan perubahan sedikit saja." kata Stylist itu bangga dengan hasil karyanya yang membuat Sasuke tidak berkedip sedikit pun.

Para pekerja di salon itu meninggalkan mereka berdua.

"Sas, gimana? Aku aneh ya?" kata Hinata sambil melirik-lirik ke kaca.

Sasuke menghampiri Hinata, lalu menarik pinggangnya dan mengecup bibir Hinata yang terlihat menggoda. Hinata membelalakan matanya karena kaget. Tetapi Sasuke hanya tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.

Hinata mengerucutkan bibirnya kesal, dia melihat di bibir Sasuke ada bekas lipstiknya yang tertinggal, Hinata secara refleks membersihkannya dengan ibu jarinya membuat wajah Sasuke ikut memerah.

"Bilang pada Stylist itu untuk mengganti lipstikmu menjadi lebih awet." Sasuke terlihat salah tingkah. Hinata memutar bola matanya kemudian menarik lengan Sasuke untuk segera pergi dari sana.

.

.

Di pesta, mereka memberi ucapan selamat pada Shikamaru dan Ino.

"Kalian benar-benar mengganggu Sasuke, aku yang punya acara disini, tapi kalian yang menarik perhatian tamu-tamuku." kata Shikamaru dengan wajah malasnya. Butuh waktu lama agar Hinata mengerti maksud perkataan shikamaru.

Para tamu undangan melirik sepasang pengantin muda yang terlihat sangat serasi. Hinata dengan wajah cantik, lembut dan terlihat manis sedangkan Sasuke dengan wajah tampan dan gayanya yang cool dan gagah.

Sasuke melihat banyak mata laki-laki yang memandang Hinata, membuatnya kesal dan mengaleng Hinata dengan erat. Sasuke mengajak Hinata berkenalan dengan rekan-rekan bisnisnya. Tetapi Hinata yang kurang tertarik dengan percakapan mereka yang berkutat seputar bisnis, berusaha mengundurkan diri ke toilet.

Setelah selesai di toilet, Hinata berjalan menunduk sambil mengeringkan tangannya yang basah dengan tisu, dia menabrak seseorang yang akan masuk ke toilet.

"Gome- Gaara?" Hinata terkaget. 

"Hinata?" Gaara juga sama-sama kaget.

"Gaara-san? Kupikir kamu ada di London."

"Aku sudah kembali ke konoha sekarang. Bisa kita ngobrol-ngobrol dulu sebentar?" ajak Gaara, Hinata memandangi Sasuke yang masih asik mengobrol dengan rekan bisnisnya. Hinata mengiyakan, mereka berjalan bersama ke balkon. 

"Kamu makin cantik Hinata."

"Terima Kasih Gaara-kun."

"Kudengar kamu sudah menikah dengan seorang Uchiha?"

"Benar, kamu sendiri sejak kapan ada di Konoha?"

"Sudah 2 tahun yang lalu, sekarang aku membuka bisnis perkebunan di Jepang."

"Kau hebat Gaa... " Hinata berhenti berbicara ketika sebuah jas tersandar di bahunya. Hinata menolehkan pandangannya.

"Apa aku mengganggu kalian?" tanya Sasuke sambil menatap Gaara tajam.

"Gak, Sasu-kun," Hinata tersenyum manis pada Sasuke "Kamu kenal dengan Gaara?" tanya Hinata antusias.

"Tidak."

"Kalau begitu kenalkan, ini Sabaku Gaara, dia teman e- Pacar pertamaku." kata-kata polos Hinata sukses membuat Sasuke bertambah tajam menatap Gaara. "Dan Gaara-san, ini Uchiha Sasuke, suamiku."

Mereka berjabat tangan dengan maksud saling tersembunyi.

"Kalau begitu aku pamit dulu." Gaara pun permisi karena aura yang kurang bersahabat menguar dari tubuh Sasuke.

"Kita pulang!" kata Sasuke ketus

"Tapi aku bel... "

"Pulang! Sekarang! " akhrnya Hinata pun menurut dengan wajah cemberut.

Sepanjang perjalanan pulang, Hinata mencoba mengajak Sasuke bicara tetapi tak ada satupun yang Sasuke jawab, membuat Hinata cemberut dan ikut terdiam.

.

.

.

Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbedaan Witch, Wizard dan Sorcerer

Kalian pasti sudah pernah nonton Harry potter kan? Perjalanan seorang anak berkacamata untuk menjadi seorang penyihir hebat yang mampu meng...