Kamis, 12 Januari 2017

SasuHina - Matchmaking part 4

Ada di wattpad SasuHina - Matchmaking

Minggu pagi, Hinata keluar dari kamarnya untuk memulai aktifitas favoritnya, memasak sarapan. Tiba-tiba dia mendengar bunyi kerasak kerusuk di tempat penyimpanan sepatu. Hinata menghampiri sumber suara.

Ternyata Sasuke yang sedang memilih sepatu untuk lari.
"Sasu-kun, kamu mau kemana?"

"Lari pagi."

"Boleh aku ikut?" Hinata bertanya dengan wajah ceria.

"Nggak!" Sasuke seperti biasa, ketus.

"Ayolah Sasu-kun. Aku bosan di rumah." Hinata menatap Sasuke dengan jurus puppy eyes nya.

"Baiklah" Sasuke menghela nafasnya "Cepat! Atau kutinggal."

Hinata tersenyum ceria sambil berlari ke kamar untuk bersiap.

.

.

Mereka berlari bersama, Sasuke mengenakan celana pendek berwarna biru tua dan kaos putih longgar. Hinata mengenakan leeging selutut berwarna ungu dan kaos putih.

Sasuke biasanya sering lari pagi bila jadwal kerjanya tidak penuh, atau bila hari libur seperti sekarang.

"Sasu-kun, berhenti dulu ya, aku cape." Hinata dengan nafas ngos-ngosan menarik kaos Sasuke meminta berhenti.

"Ck, kamu duduk aja disini, aku masih mau lari." Sasuke melepas tangan Hinata di kaosnya menyuruhnya duduk di bangku Taman dan berlari mengitar daerah sekitar rumahnya sendirian.

Hinata melihat kios penjual takoyaki, dan segera menghampirinya. Setelah membeli takoyaki, Hinata kembali ke bangku tempatnya menunggu Sasuke.

10 menit berlalu, Sasuke kembali ke tempat Hinata bersama Sakura yang juga memakai pakaian lari.

"Ternyata sama istri kamu Sasuke-kun?" tanya Sakura dengan wajah cemberut.

"Hn." Sasuke mengambil botol air minum di sebelah tempat duduk Hinata. Hinata sendiri sedang asik mengunyah takoyaki yang tadi dibelinya. Hinata hanya bisa tersenyum pada Sakura karena mulutnya masih sibuk mengunyah. Namun Sakura tampaknya tidak melihat Hinata sama sekali dan hanya menatap Sasuke yang sedang minum.

Sasuke duduk di pinggir Hinata, dan Sakura duduk di sebelah Sasuke di sisi yang satu lagi.

Hinata hendak menyuap lagi takoyakinya, tiba-tiba Sasuke menarik tangan hinata dan mengarahkan takoyaki itu ke mulutnya sendiri. Hinata cemberut sebal, makanannya direbut Sasuke. Sasuke mengunyah takoyaki dengan wajah datar tanpa dosa.

"Kamu mau takoyakinya Sasuke-kun? itu kiosnya, kita beli kesana saja yuk!" ajak Sakura.

"Aku minta punya Hime saja." Sasuke menarik tangan Hinata lagi ke mulutnya. Hinata makin cemberut karena dia belum memakan takoyakinya lagi semenjak sasuke datang. Sasuke sedikit tersenyum.

"Ia tuh, beli saja takoyakinya sendiri sana. Ini kan punya aku Sasu-kun."

"Apa? Kau mau menyuapiku lagi Hime?" Sasuke berpura-pura tidak mendengar ocehan Hinata, dia mengalungkan tangannya di bahu Hinata sambil tersenyum menggoda Hinata, Hinata tertunduk malu, wajahnya kini memerah seperti tomat.

Sakura yang melihat kemesraan Hinata dan Sasuke, makin cemberut dan langsung pergi tanpa pamit. Sasuke tetap dengan ekspresi datarnya, sedangkan Hinata menatap kepergian Sakura dengan tatapan bingung.

"Sakura keliatannya sedang marah Sasu-kun?"

"Jangan pedulikan dia, Hinata." Sasuke melepaskan rangkulannya di bahu Hinata.

"Ini pasti gara-gara kamu Sasu-kun, tiap dia bertanya padamu, kamu pasti menjawabnya dengan sinis, bukankah dia sahabatmu Sasu-kun?"

"Kalau dia marah karena masalah itu, dia pasti bukan sahabatku dari dulu Hinata." Sasuke sedikit kesal karena ketidak pekaan Hinata. Sasuke jelas tau mengapa Sakura marah.

"Kamu benar Sas, aku heran pada Sakura, kenapa dia mau bersahabat dengan orang sombong sepertimu ya?"

"Karena dia menyukaiku, bodoh!"
Hinata diam sebentar untuk mencerna kata-kata Sasuke, semua mulai terlihat masuk akal sekarang.

"Ber- berarti, dia marah karena cemburu padaku?" Hinata mengingat tadi Sasuke merangkul pundaknya.

"Hn."

"Apa harus ku kejar Sasu-kun? Aku merasa tidak enak padanya."

"Gak usah, aaa" Sasuke membuka mulutnya meminta Hinata menyuapi sisa takoyaki ke mulut Sasuke.

"Ni abisin semua nya. Dasar cowok gak punya perasaan!" Hinata memasukan tiga takoyaki sekaligus ke mulut Sasuke, sehingga mulut Sasuke langsung penuh dan hampir tersedak. Hinata melangkah pergi membawa botol minumnya meninggalkan Sasuke yang masih terbatuk dan butuh minum.

.

.

.

Mikoto meminta Sasuke dan Hinata menginap lagi di rumahnya selama 2 hari, karena Itachi dan keluarganya datang. Setelah menerima telepon dari Mikoto, Hinata menyerahkan tugas di cafetaria kepada Tenten, sahabat Hinata yang juga bekerja di cafetaria itu.

"Moshi moshi, Sasu-kun!" Hinata menelepon sebelum berangkat ke rumah Mikoto

"Apa?" Sasuke to the point.

"Apa mama sudah meneleponmu?"

"Sudah, kamu pergi duluan saja, aku ada meeting, aku kesana sebelum makan malam." Sasuke langsung menutup teleponnya seperti biasa. Hinata berangkat ke rumah Mikoto menggunakan taksi.

.

.

"Mama! Hinata kangen sama Mama." Hinata memeluk Mikoto dengan erat.

"Ia sayang, Mama juga kangen sama kamu Hinata-chan." Mikoto membalas pelukan menantu kesayangannya. Dan mengajaknya ke ruang keluarga.

"Hinata-oneechan, Kazuma punya mainan bayu." Kazuma menarik tangan Hinata dan membawanya ke dekat mainannya. Diperlihatkannya mainan berupa robot gorila yang dapat berjalan sambil memukul-mukul dadanya.

Di sana ternyata ada Itachi, Izumi istrinya dan anak laki-laki berumur 3 tahun yang lucu bernama Kazuma.

"Itachi-nisan, kapan datang?" tanya Hinata

"Baru tadi pagi, Kazuma kangen sama Neneknya." Kata Itachi sambil melirik anak kesayangannya. "Dimana Baka Sasuke?"

"Dia sedang ada meeting penting, sebelum makan malam juga pulang."

"Ck, dasar baka Sasuke, selalu sibuk bekerja. Apa dia masih sering pulang tengah malam?" Itachi merasa beruntung Uchiha Corp di turunkan kepada Sasuke. Awalnya Fugaku memberikan semua saham Uchiha Corp pada Itachi, tapi Itachi menolak dan memilih menjadi dokter spesialis bedah di rumah sakit yang masih dalam naungan Uchiha Corp. Itachi hanya menginginkan rumah sakit itu, dan Sasuke dengan senang hati menerima semua sisa saham Uchiha Corp.

Hinata menggelengkan kepalanya. "Dia pulang sebelum makan malam, dia biasanya membawa pekerjaannya ke rumah, yang dikerjakan setelah dia selesai makan."

Itachi menggeleng tidak percaya, sasuke jarang membawa pekerjaannya ke rumah, dia lebih senang mengerjakannya di kantor sampai larut malam. Saat senggang pun biasanya Sasuke sering melewatkan makan malamnya untuk sekedar membaca buku di kamarnya.

Mereka mengobrol sampai menjelang sore, Itachi dan Mikoto menemani Kazuma bermain, sedangkan Izumi dan Hinata berada di dapur menyiapkan makan malam.

.

.

Sasuke datang tepat ketika Fugaku datang. semua sudah menunggu di meja makan. Mereka menyampirkan jas dan tas kantornya di sofa, dan menghampiri yang lain di meja makan.

Itachi tersenyum menggoda saat Sasuke mencium kening Hinata. Sasuke melakukan itu karena dia sering melihat Fugaku melakukan itu pada Mikoto saat pulang kerja. Sasuke langsung memberikan deathglare kepada Itachi. Hinata pun merona malu.

"Ternyata benar kata mama, kamu tambah gemuk Sasuke." Goda Itachi

"Urusai," Sasuke menatapnya tajam.

Mikoto, Izumi dan Hinata terkikik pelan, Fugaku hanya terdiam, Kazuma melamun tidak mengerti.

Hinata memberikan Sasuke nasi dan lauknya, tetapi Sasuke memintanya mengurangi porsi nasinya.

"Biasanya kan segini sasu-kun"

"Aku tidak terlalu lapar," kata Sasuke, itachi hanya menahan tawanya. Izumi menyenggol suaminya untuk diam.

Saat makan, Itachi selalu menggoda adiknya, Sasuke selalu menjawabnya dengan kata-kata tajam. Tetapi kata-kata tajam Sasuke rupanya tidak mempan pada Itachi.

Selesai makan, mereka berkumpul di ruang keluarga. Kazuma memamerkan robot gorilanya pada Sasuke.

"Kata papa, Goyila ini miyip Sasuke Ojiisan kalau sedang mayah." Kata-kata polos Kazuma membuat semua orang tertawa-tawa kecuali Sasuke yang wajahnya merah padam karena marah.

Bilang pada papa bakamu, dia yang lebih mirip gorila di bandingkan aku." kata Sasuke sebal sambil memberikan deathglare pada kakaknya, Itachi.
Semua mengobrol bersama sambil tertawa, sampai satu-persatu mengundurkan diri ke kamar untuk tidur.

.

.

Keesokan paginya, Hinata terbangun dan merasa tangan, perut dan kakinya terhimpit benda berat. Setelah kesadarannya kembali, dilihatnya Sasuke sedang memeluk dirinya. Kakinya menindih kaki Hinata, nafas Sasuke terasa di pipi Hinata. Membuat wajah Hinata memerah. Hinata ingin teriak, tetapi dirinya ingat, di sebelah kamar ini adalah kamar Itachi.

Hinata berusaha memindahkan tangan Sasuke yang lumayan berat, Sasuke terbangun dari tidurnya dan mengangkat kaki dan tangannya sendiri di badan Hinata. Sasuke lalu mengambil handphone di meja pinggir ranjang.

"Damn," Sasuke terlompat dari kasur setelah melihat jam di handphonenya dan segera ke kamar mandi. Hinata ikut melihat handphone miliknya untuk melihat jam, benar saja sekarang sudah pukul 6 pagi. Biasanya Sasuke bangun pukul 5 dan berangkat kerja pukul setengah 7, tapi karena jarak dari rumah Mikoto dan kantor lebih jauh, Sasuke harusnya bangun lebih pagi lagi.

"Hinata, tolong siapkan baju yang akan ku pakai kerja!" Pinta Sasuke dari kamar mandi. Hinata menurut dan menyiapkannya di atas kasur. Harusnya Hinata marah karena Sasuke seenaknya menindih tubuhnya, Hinata malah membantu Sasuke menyiapkan baju.

Akhirnya Hinata pergi ke dapur siapa tau ada yang bisa dibantunya, karena saat ini sarapan pasti sudah hampir siap. Dan dugaannya benar, semuanya telah siap, mereka semua menunggu Hinata dan Sasuke yang belum juga keluar dari kamar, membuat Hinata menunduk malu.

"Ma, Izumi-nechan maaf, Hinata gak bantuin, Hinata sama Sasuke telat bangun."

"Gak apa-apa sayang, mama ngemaklumin kalian kok." Mama tersenyum, seperti menyembunyikan sesuatu.

"Sasuke masih mandi ma. Mama kenapa ga bangunin Hinata sih?"

"Ngapain dibangunin, kalian masih keitung pengantin baru, nanti mama malah ngeganggu lagi." kata Mikoto dengan senyum menggoda menantunya.

"Ngeganggu apa ma? Gak ganggu kok." Hinata tidak mengerti.

Sasuke keluar dari kamarnya menghampiri yang lain di meja makan.

"Aku berangkat sekarang, Hime. Ada meeting pagi ini." Sasuke menatap Hinata.

"Gak akan sarapan dulu? Bekalnya belum aku siapkan Sasu-kun."

"Gak usah, lama!"

"Dasinya masih berantakan tu, Hinata tolong rapikan dasi suami mu dulu." pinta Mikoto.

Hinata menuruti Mikoto. Saat menghadap Sasuke, Hinata berekspresi cemberut.

"Baka ototou, tumben bisa telat bangun?" Itachi mulai menggoda adiknya lagi. Namun Sasuke tidak membalas ejekan kakaknya.

"Ia nih, Sasu-kun tumben telat, mana nindihin Hinata lagi. Kan berat." Hinata menimpali dengan polos. Wajah Sasuke sedikit memerah karena malu dan kesal karena kepolosan Hinata.

"Gara-gara kamu tidurnya mukulin terus, kalau nggak mukul, tendang, hampir jatuh dari ranjang, jadi aku jagain tangan sama kaki kamu, Hime." Sasuke setengah marah, mencubit pipi chubby Hinata. Hinata hanya mengaduh kesakitan. Mikoto, itachi, dan Izumi pun tertawa melihat Sasuke yang sangat berbeda dari biasanya. Fugaku hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.

Sasuke yang merasa malu, memilih untuk segera berangkat ke kantornya.

.

.

.

Tbc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbedaan Witch, Wizard dan Sorcerer

Kalian pasti sudah pernah nonton Harry potter kan? Perjalanan seorang anak berkacamata untuk menjadi seorang penyihir hebat yang mampu meng...